Selasa, 19 Oktober 2010

Tari Bedoyo Ketawang










Bedoyo Songgo Buwono 99 (sangang puluh songo) adalah sebuah repertoire tari yang bersumber pada bentuk tari bedoyo Semang. Pada umumnya, pementasan tari Bedoyo Semang (Gaya Yogyakarta) ataupun Bedoyo Ketawang (Gaya Surakarta) menggunakan penari sejumlah 9 orang menurut kitab Wedhapradangga pencipta tarian Bedoyo adalah Sultan Agung dan Ratu Kencanasari yaitu Kanjeng Ratu Kidul (1613-1645). Sedangkan pada pementasan tari Bedoyo Songgo Buwono 99, akan menggunakan jumlah penari yang lebih banyak, yaitu sejumlah 99 orang penari.

Bedoyo Ketawang misalnya menurut Sinuhun Paku Buwono X menggambarkan lambang cinta birahi Kanjeng Ratu Kidul pada Panembahan Senopati, segala gerak melambangkan bujuk rayu dan cumbu birahi, walaupun dapat dielakkan Sinuhun, Kanjeng Ratu Kidul tetap memohon agar Sinuhun ikut bersamanya menetap di dasar samodera dan bersinggasana di Sakadhomas Bale Kencana ( Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Rama Wijaya di dasar lautan) dan terjadilah Perjanjian/Sumpah Sakral antara Kanjeng Ratu Kidul dan Raja Pertama tanah Jawa, yang tidak dapat dilanggar oleh Raja-Raja Jawa yang Turun Temurun atau Raja-Raja Penerus. Tetapi disini kita lahirkan Sembilan puluh sembilan penari yang masih virgin, cantik-cantik yang akan menggerakkan tangan dan tubuhnya dengan lemah gemulai, tubuh yang semampai berkulit kuning langsat dengan pakaian yang dikenakan dengan corak Parang Kusumo, Bangun Tulak, dan tidak dapat ditinggalkan Ciri hhas Sanggar Supranatural Songgo Buwono dengan kain Hijaunya, yang mana konon khabarnya kain hijau sangat berbahaya apa bila seseorang memakainya disaat sedang di Pantai Selatan.

Pakaian Penari 99 tersebut terkandung makna magis yang sangat luar biasa, para Penari pun harus suci virgin dan juga melakukan berbagai ritual seperti Ziarah ke Makam Panembahan Senopati - Raja-Raja tanah Jawa dan Puasa 3 sampai 7 hari sebelum Pentas. Hal ini harus dilakukan karena tarian Bedoyo Songgo Buwono 99 ini sangat suci mengandung kesakralan dan sangat mistis. Dengan iringan Gending Ngesti Laras Songgo Buwono, 99 Penari Putri akan mengikuti nyanyian alam dalam gending yang ditabuh. Formasi mendambakan keharmonisan, keseimbangan, menunjukkan dua hal yang berbeda bisa menjadi satu kekuatan ketika bersatu tetapi bisa juga menjadi pertempuran atau konflik jika tidak ada penyelarasan. Gerak halus tangan-tangan indah disertai liuk tubuh 99 penari yang memancarkan kehalusan budi pekerti namun setiap gerak mengandung ilmu kekuatan alam yang sangat luar biasa dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa tetapi dapat dilihat oleh mata manusia biasa suasana alam sekitar dan sekelilingnya, perubahan yang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar